TAKALAR | POROS INFO.ID – Kisah haru datang dari Dusun Pattopakang, Desa Pattopakang, Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar. Seorang lansia bernama Husaeni Emba (79) diduga menjadi korban penelantaran oleh anak kandungnya sendiri. Pepatah lama, “air susu dibalas air tuba,” seakan menemukan wujud nyatanya dalam penderitaan yang dialami Husaeni.
Kondisi yang memilukan itu akhirnya menggerakkan Dinas Sosial Kabupaten Takalar untuk bertindak. Mereka merekomendasikan agar Husaeni mendapatkan perlindungan dan pelayanan di Pusat Pelayanan Sosial Lanjut Usia (PPSLU) Mappakasunggu, Kota Parepare. Rekomendasi ini tertuang dalam surat bernomor: 460/332/DSPMD dan dijalankan pada Jumat, 11 April 2025.
Sebelum diberangkatkan, Husaeni sempat menceritakan kisah hidupnya kepada awak media di Kantor Dinas Sosial Takalar. Dengan mata berkaca-kaca, ia mengungkapkan bahwa dirinya memiliki tiga anak—dua tinggal di Malaysia, sementara satu lagi menetap di kampung halaman. Ironisnya, justru anak yang paling dekat secara geografis diduga menjadi penyebab dari kondisi memprihatinkan ini.
“Setiap saya makan dua atau tiga suap nasi, saya dituduh mencuri. Bahkan saya dikatakan sebagai penyebab keretakan rumah tangga anak saya,” tutur Husaeni dengan suara lirih, menyiratkan luka batin yang dalam.
Ia membantah telah mencampuri urusan rumah tangga anaknya. Husaeni hanya ingin menumpang hidup, sebab di usia senjanya, ia sudah tidak mampu lagi bekerja. Kedua anaknya yang di Malaysia pun merasa sangat terpukul begitu mendengar perlakuan yang diterima ayah mereka.
“Anak saya yang di Malaysia marah besar setelah tahu saya diterlantarkan seperti ini,” ucapnya sambil menyeka air mata yang tak terbendung.
Menanggapi situasi tersebut, Dinas Sosial Takalar menegaskan bahwa pemindahan Husaeni ke PPSLU Parepare adalah langkah terbaik. Di sana, ia akan menerima layanan dasar, tempat tinggal yang lebih layak, serta pendampingan psikososial yang memadai demi menjamin kelangsungan hidupnya dengan lebih manusiawi.
Kisah ini menjadi cermin dan peringatan bagi kita semua. Bahwa kasih sayang terhadap orang tua tak boleh luntur, terlebih di masa tua mereka yang penuh keterbatasan. Orang tua adalah pahlawan dalam hidup kita—dan tak sepantasnya mereka diabaikan ketika mereka paling membutuhkan kita.(FATIR)