TAKALAR,POROSINFO – Dalam rangka menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 Hijriah, Pemerintah Desa Bontokassi menggelar kegiatan “Khitanan Ceria” yang diikuti oleh 13 anak.
Kegiatan yang dipusatkan di Kantor Desa Bontokassi, Kecamatan Galesong Selatan ini berlangsung meriah, penuh semangat, dan mendapat dukungan hangat dari para orang tua serta masyarakat setempat, Sabtu (28/06).
Acara yang digelar pada Sabtu pagi itu tidak hanya menjadi momen penting secara keagamaan, tetapi juga sarat akan nilai kesehatan dan budaya. Kehadiran para orang tua yang setia mendampingi anak-anak mereka menambah kehangatan suasana, menjadikan kegiatan ini sebagai bentuk kebersamaan yang menginspirasi.
“Khitanan Ceria” merupakan salah satu wujud komitmen Pemerintah Desa Bontokassi dalam mewujudkan visi desa yang sejahtera, religius, dan berdaya saing. Kegiatan ini terselenggara atas kerja sama dengan Panitia Hari Besar Islam (PHBI), Inisiatif Zakat Indonesia (IZI), serta tim medis dari Khitan Nusantara cabang Takalar.
Camat Galesong Selatan, Amran T. S.Sos, turut hadir dan menyampaikan apresiasinya. Ia menilai kegiatan ini sebagai bentuk pelayanan nyata pemerintah desa kepada warganya.
“Ini adalah langkah yang patut diapresiasi, karena mampu menyentuh langsung kebutuhan masyarakat dengan pendekatan yang humanis dan bermanfaat,” ujarnya.
Kepala Desa Bontokassi, Muh. Aksin Suarso, dalam sambutannya menekankan bahwa khitan bukan sekadar tradisi, melainkan praktik yang memiliki nilai penting dalam berbagai dimensi kehidupan.
“Khitan mencakup aspek kesehatan, keagamaan, dan sosial. Dalam Islam, ini adalah sunnah yang sangat dianjurkan, bahkan diwajibkan oleh sebagian ulama. Selain itu, secara medis, khitan membantu menjaga kebersihan dan mencegah berbagai penyakit,” jelas Muh. Aksin.
Ia menambahkan, secara medis khitan terbukti dapat menurunkan risiko infeksi saluran kemih, mengurangi potensi kanker penis, mencegah penularan penyakit seksual, serta memudahkan perawatan kebersihan organ intim.
Lebih dari itu, khitan juga mengandung makna kultural sebagai simbol peralihan menuju kedewasaan bagi anak laki-laki. Tradisi ini tidak hanya menguatkan identitas keagamaan, tetapi juga mempererat ikatan sosial dalam masyarakat.
Melalui kegiatan ini, Pemerintah Desa Bontokassi berharap dapat terus mendorong kesadaran akan pentingnya kesehatan, sekaligus menumbuhkan semangat gotong royong dan pelestarian nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh agama dan budaya.