TAKALAR | POROS INFO.ID – Menjelang peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-80, Formatur Ketua Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) Cabang Takalar, Zem Sukardi, menggelorakan semangat kritis di tengah momentum nasional yang penuh refleksi.
Zem menegaskan bahwa kemerdekaan bukan hanya tentang upacara dan seremoni tahunan, tetapi tentang sejauh mana bangsa ini merdeka secara pemikiran, keadilan sosial, dan keberpihakan pada rakyat kecil. Dalam keterangannya, ia mengajak seluruh elemen pemuda dan mahasiswa untuk tidak sekadar ikut dalam euforia, namun hadir sebagai generasi yang mengawal cita-cita kemerdekaan secara substansial.
Delapan puluh tahun Indonesia merdeka harus menjadi titik refleksi: apakah rakyat benar-benar merdeka dari ketimpangan, penindasan, dan kebodohan? Atau kita hanya sibuk dengan simbol-simbol, sementara substansi kemerdekaan belum benar-benar hadir?” ujar Zem Sukardi dalam sebuah diskusi internal SEMMI.
Zem menyampaikan bahwa mahasiswa harus menjadi lokomotif perubahan. Di tengah kondisi bangsa yang masih dihantui oleh korupsi, ketimpangan ekonomi, dan melemahnya semangat nasionalisme di kalangan muda, SEMMI Cabang Takalar akan berkomitmen menghadirkan gerakan yang progresif, kritis, dan membumi.
Semangat kemerdekaan tidak boleh tumpul hanya karena rutinitas. Kita harus terus mempertanyakan, menyuarakan, dan memperjuangkan kemerdekaan sejati — kemerdekaan yang berpihak pada keadilan sosial,” tambahnya.
Zem juga menyoroti pentingnya pendidikan politik yang sehat bagi generasi muda agar tidak mudah terjebak dalam pragmatisme dan apatisme. Ia menegaskan bahwa SEMMI akan terus mendorong kaderisasi yang tidak hanya berbasis wacana, tapi juga aksi nyata di tengah masyarakat.
Menutup pernyataannya, Zem Sukardi menyampaikan harapan agar peringatan kemerdekaan RI ke-80 ini menjadi momentum kebangkitan kesadaran kolektif rakyat Indonesia, khususnya kaum muda, untuk melanjutkan perjuangan para pendiri bangsa dalam format yang relevan dengan tantangan hari ini.
Kami ingin kemerdekaan yang tidak hanya dikenang, tetapi dilanjutkan. Karena sejatinya, perjuangan belum selesai